A. Definisi BBLR
Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat
lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Berat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Unuk keperluan bidan di
desa berat lahir masih dapat diterima apabila dilakukan penimbangan dalam 24
jam pertama ( Depkes RI, 2009)
Bayi
berat lahir rendah (BBLR) adalah neonates dngan berat lahir pada saat keahiran
kurang dari 2500 gram. WHO menyebutkan bahwa semua bayi yang baru lahir dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram disebut low birth weight infants atau disebut
dengan BBLR. Istilah prematuritas telah diganti dengan bayi berat lahir rendah
(BBLR) karena terdapat 2 bentuk penyebab kelahiran bayi dngan berat badan
kurang dari 2500 gram yaitu karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat
badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup atau kombinasi dari
keduanya (Manuaba, 2010).
BBLR
sendiri dapat dibagi menjadi 2 golongan, bayi dengan berat badan lahir sangat
rendah (BBLSR) yaitu dengan berat lahir 1000-1500 gr dan berat badan lahir amat
sangat rendah (BBLASR) yaitu dengan berat lahir kurang 1000 gr.
Secara
umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan
(premature) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir
cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan lahirnya lebih kecil
ketimbang masa kehamilannya yaitu tidak mencapai 2500 gr.
B.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Terjadinya BBLR
Penyebab
terjadinya bayi BBLR secara umum bersifat multifaktorial, sehingga kadang
mengalami kesulitan untuk melakukan tindakan pencegahan. Namun, penyebab
terjadinya bayi BBLR adalah kelahiran prematur. Semakin muda usia kehamilan
semakin besar risiko jangka pendek dan jangka panjang dapat terjadi.
Berikut
adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan bayi BBLR secara umum yaitu
sebagai berikut.
1. Factor
ibu :
a.
Penyakit:
-
Mengalami komplikasi kehamilan, seperti
: anemia sel berat, perdarahan antepartum, hipertensi, preeclampsia berat,
eklampsia, infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih dan ginjal)
-
Menderita penyakit seperti malaria,
infeksi menular seksual, HIV/AIDS, malaria, TORCH
b.
Ibu :
-
Angka kejadian prematuritas tertinggi
adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
-
Kehamilan ganda ( multi gravida)
-
Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau
pendek ( kurang dari 1 tahun)
-
Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya
c.
Keadaan social ekonomi
-
Kejadian tertinggi terdapat pada
golongan social ekonomi rendah
-
Mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam
tanpa istirahat
-
Keadaan gizi yang kurang baik
-
Pengawasan antenatal yang kurang
-
Kejadian prematuritass pada bayi yang
lahir dari perkawinan yangtidak sah, yang ternyata lebih tinggi bila
dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.
d.
Sebab lain :
-
Ibu perokok
-
Ibu peminum alcohol
-
Ibu pecandu obat narkotik
-
Penggunaan obat antimetabolik.
2. Factor
janin
a.
Kelainan kromosom (trisomy autosomal)
Trisomi Autosom :
bila kromosom yang ada 3 adalah autosom. Syndroma Down atau trisomi 21, dengan
kromosom nomor 21 ditemukan 3 buah. Selanjutnya dikenal juga trisomi 18 atau
Syndroma Edward dan trisomi 13 atau Syndroma Patau.
Dikatakan bahwa kelebihan trisomi ada hubungannya dengan usia ibu yang meningkat. Terutama pada trisomi 21, insidennya 1 dari 2000 kelahiran dari ibu kurang dari 25 tahun, tetapi insidennya menjadi 1 dari 100 kelebihan pada ibu dengan umur lebih dari 40 tahun.
Trisomi kromosom seks : bila terjadi tidak memperlihatkan kelainan fisik yang karakteristik pada waktu bayi atau anak-anak, tetapi baru diketahui setelah dewasa. Pada kelainan XXX (wanita) atau XXY (pria) dapat dibedakan berdasarkan pemeriksaan kromatin seks lengkap, yaitu kromatin X dan kromatin Y.
Dikatakan bahwa kelebihan trisomi ada hubungannya dengan usia ibu yang meningkat. Terutama pada trisomi 21, insidennya 1 dari 2000 kelahiran dari ibu kurang dari 25 tahun, tetapi insidennya menjadi 1 dari 100 kelebihan pada ibu dengan umur lebih dari 40 tahun.
Trisomi kromosom seks : bila terjadi tidak memperlihatkan kelainan fisik yang karakteristik pada waktu bayi atau anak-anak, tetapi baru diketahui setelah dewasa. Pada kelainan XXX (wanita) atau XXY (pria) dapat dibedakan berdasarkan pemeriksaan kromatin seks lengkap, yaitu kromatin X dan kromatin Y.
b.
Infeksi janin kronik (inklusi
situmegali, rubella bawaan)
c.
Disautonomia familial
d.
Radiasi
e.
Kehamilan ganda/ kembar (gamely)
f.
Aplasia pancreas
3. Factor
plasenta
a.
Berat plasenta berukuran atau berongga
atau keduanya (hidramnion)
b.
Luas permukaan berkurang
c.
Plasentitis vilus ( bakteri, virus dan
parasite)
d.
Infark
e.
Tumor (korioangioma, mola hidatidosa)
f.
Plasenta yamg lepas
g.
Sindrom plasenta yang lepas
h.
Sindrom transfusi bayi kembar (sindrom
parabiotik)
4. Factor
lingkungan
a.
Bertempat tinggal di dataran tinggi
b.
Terkena radiasi
c.
Terpapar zat beracun
Berdasarkan
tipe BBLR, penyebab terjadinya bayi BBLR dapat digolongkan menjadi sebagai
berikut:
1.
BBLR tipe KMK, disebabkan oleh :
a.
Ibu hamil yang kekurangan nutrisi
b.
Ibu memiliki hipertensi, preeclampsia,
atau anemia
c.
Kehamilan kembar, kehamilan lewat waktu
d.
Malaria kronik, penyakit kronik
e.
Ibu hamil merokok
2.
BBLR tipe premature, disebabkan oleh :
a.
Berat badan yang rendah, ibu hamil yang
masih remaja, kehamilan kembar
b.
Pernah melahirkan bayi premature
sebelumnya
c.
Cervical imcompetence ( mulut rahim yang
lemah hingga tak mampu menahan berat bayi dalam rahim)
d.
Perdarahan sebelum atau saat persalinan
( antepartum hemorrhage)
e.
Ibu hamil yang sedang sakit
f. Kebanyakan
tidak diketahui penyebabnya.
C.
Tanda
dan Gejala BBLR
Secara
umum, gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut :
1.
Berat kurang dari 2500 gr
2.
Panjang kurang dari 45cm
3.
Lingkar dada kurang dari 30cm
4.
Lingkar kepala kurang dari 33cm
5.
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6.
Kepala lebih besar
7.
Kulit tipis, transparan, rambut lanugo
banyak, lemak kurang.
8.
Otot hipotonik lemah
9.
Pernapasan tak teratur dapat terjadi
apnea
10.
Ektremitas : paha abduksi, sendi
lutut/kaki fleksi-lurus
11.
Kepala tidak mampu tegak
12.
Pernapasan 40-50 kali/menit
13.
Nadi 100-140 kali/menit
BBLR
menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaannya lemah, yaitu
sebagai berikut:
1.
tanda-tanda bayi kurang bulan (KB)
a.
Kulit tipis dan mengkilap
b.
Tulang rawan telinga sangat lunak,
karena belum terbentuk dengan sempurna
c.
Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak
ditemukan terutama pada punggung
d.
Jaringan payudara belum terlihat,
putting masih berupa titik
e.
Pada bayi perempuan, labia mayora belum
menutupi labia minora
f.
Pada bayi laki-laki, skrotum belum
banyak lipatan, testis kadang belum turun
g.
Rajah telapak tangan kurang dari 1/3
bagian atau belum terbentuk
h.
Kadang disertai dengan pernapasan yang
tidak teratur
i.
Aktivitas dan tangisnya lemah
j. Reflex
menghisap dan menelan tidak efektif atau lemah.
2. tanda-tanda
bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
a.
Umur bayi dapat cukup, kurang atau lebih
bulan, tetapi beratnya kurang dari 2500 gr
b.
Gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuat
c.
Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
d.
Bila kurang bulan, jaringan payudara
kecil, putting kecil. Bnila cukup bulan, payudara payudara dan puting sesuai
masa kehamilan
e.
Bayi pereempuan bila cukup bulanlabia
mayora menutupi labia minora
f.
Bayi laki-laki testis mungkin lebih
turun
g.
Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian
h.
Menghisap cukup kuat
D. Klasifikasi BBLR
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan
bayi BBLR, yaitu :
1.
Menurut harapan hidupnya :
a.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat
lahir 1500-2500 gr
b.
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR)
berat lahir 1000-1500 gr
c.
Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER)
berat lahir kurang dari 1000 gr
2.
Menurut masa gestasinya :
a.
Prematuritas murni: masa gestasinya
kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa
gestasi berat atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa
kehamilan (NKB-SMK).
b.
Dismaturitas : bayi lahir dengan berat
badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi
mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil
untuk masa kehamilannya (KMK).
E. Diagnosis BBLR
Dalam mendiagnosa bayi dengan BBLR maka
hal-hal yang harus diperhatikan adalah tersebut dibawah ini :
1.
Penghitungan HPHT (Hari Pertama Haid
Terakhir)
2.
Penilaian secara klinis : BB, PB,
Lingkar dada, dan Lingkar Kepala.
G. Penatalaksanaan
a.
Beri oksigen melalui pipa nasal atau nasal prongs jika
terdapat salah satu tanda hipoksemia.
b.
Suhu
Lakukanlah perawatan kulit-ke-kulit di antara kedua
payudara ibu atau beri pakaian di ruangan yang hangat atau dalam humidicrib
jika staf telah berpengalaman dalam menggunakannya. Jika tidak ada penghangat
bertenaga listrik, botol air panas yang dibungkus dengan handuk bermanfaat
untuk menjaga bayi tetap hangat. Pertahankan suhu inti tubuh sekitar 36,5 –
37,5° C dengan kaki tetap hangat dan berwarna kemerahan. Biaanya bayi dengan berat badan
lahir sangat rendah (BBLSR). Bayi yang mengalami ikterus dirawat dalam
inkubator. Suhu inkubator yang direkomendasikan menurut berat dan umur bayi
Berat
bayi
|
Suhu
inkubator (oC) menurut umur
|
|||
35oC
|
34oC
|
33oC
|
32oC
|
|
<1500
g
|
1-10
hr
|
11
hr- 3mg
|
3-5
mg
|
>5
mg
|
1500-2000
g
|
1-10hr
|
11
hr- 4mg
|
>4
mg
|
|
2100-2500
g
|
1-2
hr
|
3hr-3
mg
|
>3
mg
|
|
>2500
g
|
1-2
hr
|
>2hr
|
c.
Cairan dan pemberian minum
-
Jika mungkin berikan cairan IV 60 mL/kg/hari selama
hari pertama kehidupan.
-
Sebaiknya gunakan paediatric (100 mL) intravenous
burette: dengan 60 tetes = 1 mL sehingga, 1 tetes per menit = 1 mL per jam.
Jika bayi sehat dan aktif, beri 2-4 mL ASI perah setiap 2 jam melalui pipa
lambung, tergantung berat badan bayi.
-
Bayi sangat kecil yang ditempatkan di bawah pemancar
panas atau terapi sinar memerlukan lebih banyak cairan dibandingkan dengan
volume biasa. Lakukan perawatan hati-hati agar pemberian cairan IV dapat akurat
karena kelebihan cairan dapat berakibat fatal.
-
Jika mungkin, periksa glukosa darah setiap 6 jam
hingga pemberian minum enteral dimulai, terutama jika bayi mengalami apnu,
letargi atau kejang. Bayi mungkin memerlukan larutan glukosa 10%.
-
Mulai berikan minum jika kondisi bayi stabil (biasanya
pada hari ke-2, pada bayi yang lebih matur mungkin pada hari ke-1). Pemberian
minum dimulai jika perut tidak distensi dan lembut, terdapat bising usus, telah
keluar mekonium dan tidak terdapat apnu.
-
Gunakan tabel minum.
-
Hitung jumlah minum dan waktu pemberiannya.
-
Jika toleransi minum baik, tingkatkan kebutuhan per
hari.
-
Pemberian susu dimulai dengan 2-4 mL setiap 1-2 jam
melalui pipa lambung.
-
Beberapa BBLSR yang aktif dapat minum dengan cangkir
dan sendok atau pipet steril. Gunakan hanya ASI jika mungkin. Jika volume 2-4
mL dapat diterima tanpa muntah, distensi perut atau retensi lambung lebih dari
setengah yang diminum, volume dapat ditingkatkan sebanyak 1-2 mL per minum
setiap hari. Kurangi atau hentikan minum jika terdapat tanda-tanda toleransi
yang buruk. Jika target pemberian minum dapat dicapai dalam 5-7 hari pertama,
tetesan IV dapat dilepas untuk menghindari infeksi.
-
Minum dapat ditingkatkan selama 2 minggu pertama
kehidupan hingga 150-180 mL/kg/hari (minum 19-23 ml setiap 3 jam untuk bayi 1
kg dan 28-34 mL untuk bayi 1,5 kg). Setelah bayi tumbuh, hitung kembali volume
minum berdasarkan berat badan terakhir.
d.
Antibiotika dan Sepsis
-
Faktor-faktor risiko sepsis adalah: bayi yang
dilahirkan di luar rumah sakit atau dilahirkan dari ibu yang tidak sehat, pecah
ketuban >18 jam, bayi kecil (mendekati 1 kg).
-
Jika terdapat salah satu tanda bahaya atau tanda
lain infeksi bakteri berat mulailah pemberian antibiotik.
e.
Apnea
-
Amati bayi secara ketat terhadap periode apnu dan bila
perlu rangsang pernapasan bayi dengan mengusap dada atau punggung. Jika gagal,
lakukan resusitasi dengan balon dan sungkup.
-
Jika bayi mengalami episode apnu lebih dari sekali dan
atau sampai membutuhkan resusitasi berikan sitrat kafein atau aminofilin.
-
Kafein lebih dipilih jika tersedia. Dosis awal sitrat
kafein adalah 20 mg/ kg oral atau IV (berikan secara lambat selama 30 menit).
Dosis rumatan sesuai anjuran.
-
Jika kafein tidak tersedia, berikan dosis awal
aminofilin 10 mg/kg secara oral atau IV selama 15-30 menit. Dosis rumatan
sesuai anjuran.
-
Jika monitor apnu tersedia, maka alat ini harus
digunakan.
No comments:
Post a Comment