Mata
merupakan salah satu organ indra manusia yang mempunyai fungsi yang sangat
besar. Penyakit mata seperti kelainan-kelainan refraksi sangat membatasi fungsi
tersebut. Ada tiga kelaian refraksi, yaitu: miopia, hipermetropia,
astigmatisme, atau kecampuran kelainan-kelainan tersebut. Diantara kelainan
refraksi tersebut, miopia adalah yang paling sering dijumpai, kedua adalah
hipermetropia dan yang ketiga adalah astigmatisma (Ilyas, sidarta, 2004).
Kelainan refraksi atau ametropia
merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga sinar tidak difokuskan
pada retina atau bintik kuning, tetapi dapat di depan atau di belakang bintik
kuning, dan mungkin tidak terletak pada satu titik yang fokus. Kelainan
refraksi dikenal dalam bentuk miopi, hipermetropi, dan astigmatisma. (Hartono,
dkk., 2011)
Terjadinya miopia dan hipermetropi
pada beberapa populasi telah meningkat secara dramatikal dari satu generasi ke
generasi yang lain, bersama dengan meningkatnya perkembangan industri dan
tingkat pendidikan. Bahkan faktor lingkungan lain juga mempunyai pengaruh yang
tinggi terhadap terjadinya miopia dan hipermetropi seperti gaya
hidup dan kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang berefek pada
berubahnya daya akomodasi mata seperti membaca dan menonton televisi terlalu
dekat. Menurut A. Konstantopoulor dkk, (2008) prefelensi terjadinya miopia dan
hipermetropi akan meningkat berdasarkan bertambahnya usia penderita namun,
telah diketahui bahwa batas usia untuk tingkatan miopia dan hipermetropi adalah
25 tahun, hal ini terlepas dari faktor yang berpotensi menyebabkan miopia dan
hipermetropi seperti kebiasaan membaca dan membiarkan kondisi miopia dan
hipermetropi yang semakin meningkat.
lantas apa itu kelainan refraksi???
Kelainan
refraksi adalah suatu kondisi ketika sinar datang sejajar pada sumbu mata dalam
keadaan tidak berakomodasi yang seharusnya direfraksikan tepat pada retina
(makula lutea) sehingga tajam penglihatan maksimum tidak direfraksikan oleh
mata tepat pada retina (makula lutea) baik itu di depan, di belakang maupun
tidak dibiaskan pada satu titik. Kelainan ini merupakan bentuk kelainan visual
yang paling sering dan dapat terjadi akibat kelainan pada lensa ataupun bentuk
bola mata.
Miopia adalah suatu kelainan
refraksi karena kemampuan refraktif mata terlalu kuat untuk panjang
anteroposterior mata sehingga sinar datang sejajar sumbu mata tanpa akomodasi
difokuskan di depan retina. Hal ini menyebabkan kesulitan melihat objek jauh
dan disebut nearsightedness.Miopia
terbagi menjadi miopia ringan (antara 0-30D), miopia sedang (antara 3-6D) dan
miopia berat/tinggi (>6D). (Ilyas, Sidarta dkk, 2002).
Hipermetropi adalah suatu kondisi
ketika kemampuan refraktif mata terlalu lemah yang menyebabkan sinar yang
sejajar dengan sumbu mata tanpa akomodasi difokuskan di belakang retina.
Gangguan ini terjadi pada diameter anteroposterior bola mata yang pendek
sehingga jarak antara lensa dan retina juga pendek dan sinar difokuskan di belakang
retina. Hal ini menyebabkan kesulitan melihat objek dekatdan disebut farsightedness/hyperopia. Hipermetropi
terbagi menjadi hipermetrop.
No comments:
Post a Comment